Jumat, 21 September 2018

Sejarah dari Makanan Nata De Coco

Sejarah dari Makanan Nata De Coco

Detektif Sejarah - Kata nata datang dari bhs Spanyol yang bermakna cream. Nata dialih bahasa ke bhs Latin jadi ‘natare’ yang bermakna terapung-apung. Nata bisa dibikin dari air kelapa, santan kelapa, tetes tebu (molases), sampah cair tebu, atau sari buah (nanas, melon, pisang, jeruk, jambu biji, strawberry dan seterusnya). Nata yang dibikin dari air kelapa dimaksud nata de coco. Di Indonesia, nata de coco seringkali dimaksud sari air kelapa atau sari kelapa. 

Nata de coco pertama datang dari Filipina. Di Indonesia, nata de coco mulai dicoba pada tahun 1973 serta mulai dikenalkan pada tahun 1975. Namun, nata de coco mulai populer di bursa pasaran pada tahun 1981 (Sutarminingsih, 2004). Di Indonesia sebelumnya, industri pemrosesan nata di awali di tingkat upaya rumah tangga (home industry) dengan gunakan sari buah nanas jadi bahan bakunya hingga produknya seringkali dimaksud nata de pina. Seperti umumnya upaya buah-buahan musiman yang lain, kelangsungan produksi nata de pina terbentur dengan halangan karakter musiman tanaman nanas. Hingga produksi nata de pina tidak bisa dijalankan selama tahun. 

Kelangsungan input adalah soal yang utama dalam manajemen agribisnis termasuk juga nata de coco (Gumbira serta Intan, 2001). Untuk menangani halangan itu, pilihan pemakaian bahan lainnya yang ringan diterima, ada selama tahun serta harga nya murah merupakan air kelapa. Pada awalnya air kelapa biasanya cuma adalah sampah dari industri pembuatan kopra atau minyak goreng (Jawa : klentik). Nata dari air kelapa yang lalu populer dengan nama nata de coco adalah hasil fermentasi air kelapa dengan pemberian mikroba acetobacter xylinum. Jumlahnya air kelapa yang dibuat dari buah kelapa di Indonesia lebih kurang 900 juta liter per tahun (Sutardi 2004). 

Formasi Kimia Air Kelapa


  • Air 95, 50 
  • Kalium 6, 60 
  • Zat padat keseluruhan 4, 71 
  • Gula keseluruhan 2, 08 
  • Gula reduksi 0, 80 
  • Kalium oksida 0, 69 
  • Mineral (abu) 0, 62 
  • Magnisium oksida 0, 59 
  • Asam fosfat 0, 56 
  • Zat besi 0, 50 
  • Nitrogen 0, 05 


Air kelapa mesti ditampung dari beberapa sumber. Penampungan air kelapa itu memberikannya agunan sediaan air kelapa yang layak serta terjadinya proses air kelapa jadi basi. Proses pembasian air kelapa ini memberikannya resiko yang positif lantaran air kelapa dengan alami terkontaminasi oleh bakteri asam cuka serta fermentasi awal berlangsung serta menyebabkan turunnya pH air kelapa. Penurunan pH itu dari sisi tehnis sangatlah menguntungkan lantaran pada proses pembuatan nata de coco malahan pH mesti di turunkan sampai air kelapa hasil pendidihan raih 3-4, melalui langkah menaikkan asam cuka (Sutardi 2004). Proses pembasian ini tak punyai dampak yang penting pada kualitas air kelapa terkecuali kalau fermentasi awal berjalan lama (berlanjut) hingga kandungan gula air kelapa kian tipis serta selanjutnya air kelapa bisa busuk lantaran bakteri pembusuk menggantikan proses dekomposisi lanjut. Oleh karena itu mesti dicegah pembasian air kelapa yang lama. Menurut Sutardi (2004) lama penyimpanan air kelapa baiknya tak lebih lama dari 4 hari. 

Nata de coco adalah satu diantaranya produk olahan air kelapa yang punyai kandungan serat tinggi serta kandungan kalori rendah hingga pas untuk makanan diet serta baik untuk system pencernaan dan tak mempunyai kandungan cholesterol hingga mulai poluler di kelompok penduduk yang punyai perhatian pada kesehatan. Nata de coco tidak cuma punyai pasar domestik namun juga pasar export terlebih Eropa, Jepang, Amerika Serikat serta beberapa negara Timur Tengah. 

Nata de coco adalah hasil sambilan (sampah) buah kelapa. Buah kelapa adalah sisi utama dari tanaman kelapa lantaran punyai nilai ekonomis serta gizi yang tinggi. Disaksikan dari perbandingan komponennya, buah kelapa terbagi dalam empat komponen yakni 35% sabut, 12% tempurung, 28% daging buah serta 25% air kelapa. Semasing komponen bisa dipakai untuk produk makanan ataupun non makanan. Jadi contoh serabut untuk kerajinan keset, sapu, furnitur ; tempurung kelapa untuk arang ; buah kelapa untuk minyak goreng, santan, kopra ; serta air kelapa untuk nata de coco.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar